Ditulis Oleh Al Ustadz Abu Utsman Kharisman
PENDUDUK SURGA MELIHAT WAJAH ALLAH
Al-Muzani rahimahullah menyatakan:
فَهُمْ
حِيْنَئِذٍ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْظُرُوْنَ لاَ يُمَارُوْنَ فِي النَّظَرِ
إِلَيْهِ وَلاَ يَشُكُّوْنَ فَوُجُوْهُهُمْ بِكَرَامَتِهِ نَاضِرَةٌ
وَأَعْيُنُهُمْ بِفَضْلِهِ إِلَيْهِ نَاظِرَةٌ فِي نَعِيْمٍ دَائِمٍ
مُقِيْمٍ وَ { لاَ يَمَسُّهُمْ فِيْهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا
بِمُخْرَجِيْنَ }
Mereka
pada hari itu memandang kepada Rabb mereka, tidak bimbang dan ragu
dalam memandangnya. Wajah-wajah mereka cerah dengan kemulyaan dari-Nya.
Mata mereka memandang kepada-Nya dengan fadhilah yang diberikanNya.
(Mereka) berada dalam kenikmatan yang terus menerus kekal. Dan <<
Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan
dikeluarkan darinya (surga) Q.S al-Hijr:48>>
PENJELASAN:
Penduduk surga akan melihat Wajah Allah. Kenikmatan melihat Wajah Allah itu jauh melebihi kenikmatan-kenikmatan surga yang lain.
إِذَا
دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ فَيَقُولُونَ أَلَمْ تُبَيِّضْ
وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ
قَالَ فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ
مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ
Jika
seorang masuk ke dalam surga, Allah Tabaaroka Wa Ta’ala berfirman
kepadanya: Apakah kalian ingin Aku tambah (kenikmatan) untuk kalian?
Mereka berkata: Bukankah Engkau telah memutihkan wajah kami, bukankah
Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari
neraka. Kemudian Allah menyingkap hijab (penutup), maka tidaklah ada
suatu pemberian yang lebih dicintai oleh penduduk surga selain memandang
kepada Tuhan mereka Azza Wa Jalla (H.R Muslim no 266)
Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ...
Bagi orang yang berbuat kebaikan mereka akan mendapatkan surga dan tambahan (melihat Wajah Allah)(Q.S Yunus:26)
Para Sahabat Nabi yang menafsirkan makna ‘ziyaadah’ (tambahan)
itu sebagai memandang pada Wajah Allah adalah Abu Bakr as-Shiddiq,
Hudzaifah Ibnul Yaman, dan Abdullah bin Abbas (dalam tafsir Ibnu
Katsir). Sedangkan al-Baghowy menyatakan bahwa Sahabat lain yang juga
berpendapat demikian adalah Abu Musa al-Asy’ari dan Ubadah bin
as-Shomit.
Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ (22) إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ (23)
Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri (cerah). (Karena) memandang kepada Tuhannya (Q.S al-Qiyaamah:23).
Orang-orang kafir akan terhalang dari melihat Wajah Allah
كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ (15) ثُمَّ إِنَّهُمْ لَصَالُو الْجَحِيمِ (16)
Sekali-kali
tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu akan terhalangi dari (melihat)
Tuhan mereka. Kemudian mereka akan masuk ke al-Jahim (neraka)(Q.S
al-Muthoffifin:15-16)
Al-Imam
asy-Syafi’i berdalil dengan ayat tersebut bahwa orang-orang beriman
akan melihat Wajah Allah. Jika orang kafir terhalang dari melihat Wajah
Allah karena kemurkaan Allah, maka orang-orang beriman yang mendapat
keridhaan Allah tidak akan terhalang dari melihat Wajah Allah (Tafsir
Ibnu Katsir (8/351))
Orang-orang beriman yang masuk surga akan bisa melihat Wajah Allah, tanpa berdesak-desakan, seperti mereka melihat bulan.
عَنْ
جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا جُلُوسًا لَيْلَةً مَعَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَظَرَ إِلَى الْقَمَرِ
لَيْلَةَ أَرْبَعَ عَشْرَةَ فَقَالَ إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا
تَرَوْنَ هَذَا لَا تُضَامُونَ فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنْ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ
لَا تُغْلَبُوا عَلَى صَلَاةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ
غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا ثُمَّ قَرَأَ
{ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ }
Dari
Jarir bin Abdillah beliau berkata: Kami suatu hari duduk pada suatu
malam bersama Rasulullah shollallahu alaihi wasallam. Kemudian beliau
memandang ke arah bulan pada malam ke-14 (bulan purnama). Kemudian
beliau bersabda: Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian
sebagaimanan kalian melihat ini (bulan purnama) tidak berdesak-desakan
dalam melihatnya. Jika kalian mampu untuk tidak tertinggal sholat
sebelum terbit matahari (Subuh) dan sebelum terbenamnya (Ashar), maka
lakukanlah. Kemudian Rasul membaca ayat: << dan bertasbihlah
dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya
(Q.S Qoof:39)>>
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam berdoa kepada Allah dalam salah satu doanya agar bisa merasakan kenikmatan dalam melihat Wajah Allah Yang Mulya:
اللَّهُمَّ
بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ أَحْيِنِي مَا
عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ
خَيْرًا لِي أَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
وَكَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الْغَضَبِ وَالرِّضَا وَالْقَصْدَ فِي الْفَقْرِ
وَالْغِنَى وَلَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ وَالشَّوْقَ إِلَى
لِقَائِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ وَمِنْ فِتْنَةٍ
مُضِلَّةٍ اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الْإِيمَانِ وَاجْعَلْنَا
هُدَاةً مَهْدِيِّينَ
Ya
Allah, dengan Ilmu-Mu terhadap yang ghaib dan KekuasaanMu terhadap para
makhluk,hidupkan aku jika Engkau tahu bahwa kehidupan baik untukku. Dan
wafatkanlah aku jika Engkau tahu bahwa kematian adalah baik bagiku. Aku
memohon perasaan takut kepadaMu dalam keadaan yang tak terlihat ataupun
terang-terangan, dan (aku meminta kepadaMu) ucapan yang benar baik
dalam kondisi marah ataupun ridha, bersikap sederhana dalam kefakiran
atau kaya, dan (aku meminta kepadaMu) kelezatan memandang WajahMu
dan kerinduan berjumpa denganMu. Aku berlindung kepadaMu dari
kemudharatan yang membahayakan dan dari fitnah yang menyesatkan. Ya
Allah hiasilah kami dengan hiasan keimanan dan jadikan kami pemberi
petunjuk yang mendapatkan petunjuk (H.R Ahmad no 17605 dan anNasaai,
dishahihkan Syaikh al-Albany dalam Misykaatul Mashoobih)